I'll be happy when...
   We convince ourselves that life will be better after we get married, have a baby, then another. Then we are frustrated that the kids aren't old enough and we'll be more content when they are. After that, we're frustrated that we have teenagers to deal with. 
   We will certainly be happy when they are out of that stage. We tell ourselves that our life will be complete when our spouse gets his or her act together, when we get a nicer car, when we are able to go on a nice vacation or when we retire. The truth is there's no better time to be happy than right now. If not now, when? Your life will always be filled with challenges. 
   It's best to admit this to yourself and decide to be happy anyway. Happiness is the way. So, treasure every moment that you have and treasure 
it more because you shared it with someone special, special enough to spend your time with ... and remember that time waits for no one.     So, stop waiting ... 
   Until your car or home is paid off. 
   Until you get a new car or home. 
   Until your kids leave the house. 
   Until you go back to school. 
   Until you 
finish school.     Until you lose 10 lbs. 
   Until you gain 10 lbs. 
   Until you get married. 
   Until you get a divorce. 
   Until you have kids. 
   Until you retire. 
   Until summer.. 
   Until spring. 
   Until winter. 
   Until fall. 
   Until you die. 
   There is no better time than right now to be happy. Happiness is a journey, not a destination. 
   So 
work like you don't need money, love like you've never been hurt, and, dance like no one's watching.     Here's one nice story...
                                           Dua Pilihan
   > Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah 
anak-anak    cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu
   pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.
   Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:
   > 
   > 'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses
   yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak
   demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari 
hal-hal    sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini
   berlangsung dalam diri anakku? '
   > Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.
   > Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti
   Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir,
   satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana
   orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"
   > Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:
   > Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang
   anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka
   akan membiarkanku ikut 
bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu    tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun
   aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam
   tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan
   untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.
   > Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat
   ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat
   sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekaran sudah
   babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan
   mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'
   > Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim
   dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam
   hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira
   karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
   > Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih
   ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan
   bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia
   sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada
   dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku
   melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay
   mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk
   mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi
   pemukul berikutnya.
   > Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan
   untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?
   > Yang mengejutkan adalah mereka 
memberikan kesempatan itu pada Shay.    > Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay
   bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi
   berhubungan dengan bola itu.
   > Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang
   pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang
   mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah
   maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa
   mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun
   tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa
   langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu
   datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu
   pukulan perlahan kembali kearah pitcher.
   > Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan
   mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan
   berakhir.
   > Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari
   jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai
   berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam
   hidup Shay 
sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke    base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.
   > Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base 
dua!"    > Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia
   terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju 
base dua.    Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu
   di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, 
dan dia saat    itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali
   dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke 
penjaga base    dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga
   diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas 
jauh    melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.
   > Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan 
perjuanganmu Shay"    > Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan
   memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay
   menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang
   berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah 
ke home, lari ke home!". Shay    berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero
   yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.
   > Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di
   wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang
   tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.
   > Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim
   dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana
   dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia,
   dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang
   pahlawan kecilnya.
   > Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara
   mereka memperlakukan seorang 
yang paling tidak beruntung diantara mereka.    > Catatan kaki:
   > Kita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp pikir panjang, namun
   bila kita harus mengirimkan mail tentang pilihan dalam hidup, kita
   seringkali ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan mengerikan acap terjadi
   dalam hidup ini,namun pembicaraan tentangnya seolah tertelan waktu, baik itu
   di lingkungan pendidikan atau kerja.
   > Jika Anda berpikir untuk forward email ini, kemungkinannya Anda akan
   memilih daftar orang-orang dari email address Anda yang Anda pikir layak
   untuk menerima email Anda. Ingatlah, bahwa orang yang mengirimi Anda email
   ini berpikir bahwa kita semua dapat membuat perbedaan.
   > Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup setiap harinya untuk dapat
   memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak hubungan antar 2
   manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2 pilihan bagi
   kita:
   > Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan atau, Apakah kita
   telah melewatkan kesempatan untuk 
berbagi kasih dengan mereka yang kurang    beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin? 
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com







